1. Lidah orang Mukmin berada dibelakang hatinya, sedangkan hati orang munafik berada di belakang lidahnya.
2. Tidaklah lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus lidahnya.
3. Demi Allah, tidaklah aku melihat seorang hamba bertaqwa dengan taqwa yang membawa manfaat baginya sehingga dia menyimpan lidahnya.
4. Berbicaralah, niscaya kalian akan dikenal, karena sesungguhnya (kepribadian) seseorang tersembunyi di bawah lidahnya.
5. Sesungguhnya, lidahmu menuntut apa yang telah engkau biasakan padanya, dan ia cenderung tidak mematuhi pemiliknya. Karenanya lidahmu laksana binatang buas, yang jika dilepaskan, niscaya ia akan menggigitmu atau menggigit orang lain.
6. Sesungguhnya ada kalanya diam itu lebih kuat daripada jawaban. Karena jika akal telah mencapai kesempurnaan, maka akan berkuranglah pembicaraannya. Sebab, perkataan akan tetap berada dalam belenggumu selama engkau belum mengucapkannya. Tetapi jika engkau telah mengucapkan perkataan itu, maka engkaulah yang terbelenggu olehnya. Oleh karenanya, simpanlah lidahmu, sebagaimana engkau menyimpan emasmu. Adakalanya perkataan itu kenikmatan, tetapi ia membawa kepada bencana.
7. Timbanglah perkataanmu dengan perbuatanmu, dan sedikitkanlah ia dalam berbicara kecuali dalam kebaikan. Dan sebaik-baiknya perkataan seseorang adalah apa yang perbuatannya membuktikannya.
8. Apa yang terlewat darimu karena diammu lebih mudah bagimu untuk mendapatkannya daripada yang terlewat darimu karena perkataanmu.
9. Jika singkat (dalam perkataan) sudah mencukupi, maka memperbanyaknya (perkataan) menunjukan kurangnya kemampuan akal. Tetapi jika ringkas itu dirasakan kurang, maka memperbanyak (perkataan) wajib dilakukan.
10. Barangsiapa yang banyak bicaranya, maka banyak pula kesalahannya; Barangsiapa yang banyak kesalahannya, maka sedikit malunya; barangsiapa yang sedikit malunya, maka sedikit “wara” nya (kehati-hatian dalam beragama); Barangsiapa yang sedikit “wara”’- nya, maka mati hatinya; Dan barangsiapa yang mati hatinya, maka dia akan masuk neraka.
(Seri Kata-Kata Mutiara Amirul Mukminin Imam Ali Bin Abi Thalib as)
No comments:
Post a Comment